
"Sebaik-baiknya
kalian adalah generasiku (para sahabat) kemudian orang-orang sesudah
mereka (tabi'in) kemudian orang-orang setelah mereka (tabi'ut tabi'in)."
( Hadits riwayat Imam Bukhary dalam Shahihnya.)
Seseorang yang mengikuti aliran salafiyah ini disebut dengan salafi (as-salafy), jamaknya adalah salafiyyun (as-salafiyyun). Imam Adz Dzahabi berkata: "As-salafi adalah sebutan bagi siapa saja yang berada di atas manhaj salaf." Siyar A’lamin Nubala 6/21.
Ada seorang syekh yang mengatakan bahwa siapa saja yang berpendapat sesuai dengan Al-Qur'an dan sunnah mengenai aqidah, hukum dan suluknya menurut pemahaman salaf,
maka ia disebut salafi, jika pendapat mereka sebaliknya maka, mereka
itu bukan salafi meskipun mereka hidup pada zaman sahabat, tabi'in & tabi'ut tabi'in.
Syaikh
Mahmud Ahmad Khafaji berkata, "Barangsiapa yang pendapatnya sesuai
dengan al-Qur'an & Sunnah mengenai aqidah, hukum & suluknya
menurut pemahaman Salaf, maka ia disebut Salafi, meskipun tempatnya jauh
dan berbeda masanya." "Sebaliknya barangsiapa pendapatnya menyalahi
al-Qur'an & Sunnah, maka ia bukan seorang Salafi meskipun ia hidup
pada zaman Sahabat, Tabi'in & Tabi'ut Tabi'in." (al-Wajiiz fii
'Aqiidah Salaf as-Shalih)
Dalam buku yang berjudul Ghazali and The Poetics of Imagination, karya Ebrahim Moosa, salafisme adalah sebuah gerakan paham politik Islamisme yang mengambil leluhur (salaf) dari patristik masa awal Islam sebagai paham dasar.
Etimologi
Kata salafiyah diambil dari kata "Salaf" adalah kependekan dari "Salaf al-Ṣāliḥ" (Arab:
السلف الصالح), yang berarti "terdahulu". Dalam terminologi Islam,
secara umum digunakan untuk menunjuk kepada tiga generasi terbaik umat
muslim yaitu sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in. Ketiga generasi ini dianggap sebagai contoh terbaik bagaimana Islam dipraktikkan.
Awal penggunaan salafiyah
Istilah salafy ini telah digunakan sejak abad pertengahan, tetapi saat ini kalimat ini mengacu terutama kepada pengikut aliran Islam Sunni modern yang dikenal sebagai Salafiyyah atau Salafisme, yang terkait pula dengan atau mencakup Wahhabisme
(untuk sebagian umatnya nama Wahabi ini dianggap menghina, mereka lebih
memilih istilah Salafisme), sehingga dua istilah ini sering dipandang
sebagai sinonim. Mereka memiliki argumen bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab
tidak mengajarkan agama (aliran) baru dalam pemikiran atau penggambaran
diri, ia hanya berusaha memurnikan Islam yang telah bercampur dengan
adat istiadat lokal.
Para pengikut salafy menganggap Muhammad bin Abdul Wahhab hanya
sebagai seorang pemikir besar dalam agama Islam, sebuah fakta yang
dikonfirmasikan oleh mereka menutup ketaatan kepada ajaran doktrinal.
Biasanya, penganutnya dari gerakan salafy menjelaskan dirinya sebagai "Muwahidin," "Ahl Hadits," atau "Ahl at-Tauhid."
Istilah salafy ini juga muncul di dalam kitab Al-Ansab
karangan Abu Sa'd Abd al-Kareem al-Sama'ni, yang meninggal pada tahun
1166 (562 dari kalender Islam). Di bawah untuk masuk dalam pemikiran al-salafi
ujarnya, "Ini merupakan pemikiran ke salaf, atau pendahulu, dan mereka
mengadopsi pengajaran pemikiran berdasarkan apa yang saya telah
mendengar."
Salafy melihat tiga generasi pertama dari umat Islam, yaitu Muhammad dan para sahabatnya, dan dua generasi berikut setelah mereka, tabi'in dan taba 'at-tabi'in,
sebagai contoh bagaimana Islam harus dilakukan. Prinsip ini berasal
dari aliran Sunni, hadits (tradisi) diberikan kepada Nabi Muhammad:
"Orang-orang dari generasi yang terbaik, maka orang-orang yang mengikuti mereka, kemudian mereka yang mengikuti kedua (yakni tiga generasi pertama dari umat Islam)." |
Salafy umumnya menisbatkan kepada mahdzab Imam Ahmad Bin Hambali dan kemudian rujukan pemikiran Ibnu Taimiyah, maka Salafy masih dikategorikan Ahlusunnah Wal Jama'ah.
Pokok ajaran dari ideologi dasar salafi adalah bahwa Islam telah sempurna dan selesai pada waktu masa Muhammad
dan para sahabatnya, oleh karena itu tidak dikehendaki adanya inovasi
yang telah ditambahkan pada abad nanti karena pengaruh adat dan budaya.
Paham ideologi Salafi berusaha untuk menghidupkan kembali praktik Islam
yang lebih mirip dengan agama Muhammad pertama kali berdakwah.
Salafisme juga telah digambarkan sebagai sebuah versi sederhana dan
pengetahuan Islam, di mana penganutnya mengikuti beberapa perintah dan
praktik.
Para Salafy sangat berhati-hati dalam agama, apalagi dalam urusan aqidah dan fiqh. Salafy sangat berpatokan kepada salaf as-shalih.
Bukan hanya masalah agama saja mereka perhatikan, tetapi masalah
berpakaian, salafy sangat suka mengikuti gaya berpakaian seperti zaman
salaf as-shalih seperti memanjangkan jenggot, memakai gamis bagi
laki-laki atau memaki celana menggantung (tidak melebihi mata kaki),[11] dan juga memakai cadar bagi beberapa wanita salafy.
"Kain yang panjangnya di bawah mata kaki tempatnya adalah neraka.” (HR. Bukhari 5787)
Penggunaan salafiyah masa kini
Pada zaman modern, kata salafy memiliki dua definisi yang
kadang-kadang berbeda. Yang pertama, digunakan oleh akademisi dan
sejarawan, merujuk pada "aliran pemikiran yang muncul pada paruh kedua
abad sembilan belas sebagai reaksi atas penyebaran ide-ide dari Eropa,"
dan "orang-orang yang mencoba memurnikan kembali ajaran yang telah di
bawa Rasulullah serta menjauhi berbagai ke-bid'ah-an, khurafat, syirik
dalam agama Islam"
Penggunaan "yang cukup berbeda" kedua yang lebih disenangi oleh para
salafy kontemporer secara sepihak, mendefinisikan seorang salafi sebagai
muslim yang mengikuti "perintah kitab suci ... secara literal,
tradisional" dan bukannya "penafsiran yang nampak tak berbatas" dari
"salafi" awal. Para Salafi ini melihat ke Ibnu Taimiyah, bukan ke figur abad ke 19 Muhammad Abduh, Jamal al-Din, Rashid Rida.
Para ulama yang tergolong salaf
- Al Bukhary
- Muslim
- Abu Daud
- Abu Hatim
- Abu Zur'ah
- At-Tirmidzi
- An-Nasa'i
0 komentar:
Posting Komentar